Santo
Sebastianus
Wafat
150 M
Hari
raya resmi: 20 Januari
Sebastinus
adalah seorang panglima di jaman Kaisar Maximianus. Saat itu kaisar banyak
menumpahkan darah martir kristen. Suatu kali dua orang pemuda opsir kristen dari
kalangan bangsawan dipenjara di rumah pembesar kota.
Orangtuanya
berusaha membujuk pemuda tadi agar beralih dari iman kristiani. Pemuda tersebut
hampir jatuh imamnya. Sebastianus yang mendengar tentang pemuda ini mendatangi
pemuda tersebut. Dua orang itu tertunduk ketika melihatnya. Sebastianus
berkata, “Kepadaku kamu bisa tertunduk seperti itu apalagi kepada yang
Mahaluhur. Bukankah seharusnya kalian lebih demikian?”
Tiba-tiba
seseorang berteriak dari belakang. Orang tersebut adalah ayah dari pemuda
tersebut. Ia mendekati Sebastianus diiringi Zoe, istri seorang pembesar kota
yang bisu.
“Anakku
sedang bingung, kenapa kamu membuatnya sengsara seperti itu? Itukah ajaran
agamamu?”
“Apakah
Bapa lebih ingin Zoe sendiri yang menjelaskan?”
“Bagaimana
mungkin? Apa Anda tidak tahu bahwa dia sudah bisu selama enam tahun?”
Sebastianus
membuat tanda salib dan berkata, “Katakanlah Zoe, apakah kamu percaya pada
Yesus?”
Dengan
mengejutkan, Zoe menjawab, “Saya percaya kepada Yesus Kristus. Dia adalah
Tuhanku.”
Sebastianus
semakin berani menyatakan imamnya. Dia menjual seluruh hartanya dan
bersiap-siap terhadap segala kemungkinan karena pengakuan imannya.
Di
pagi hari, pada tanggal 9 Januari, Kaisar menginjinkan orang-orang
menghadapnya. Sebastianus berdiri di samping Kaisar. Pakaiannya sungguh indah.
Perisai ada di tangannya, sedang tangan yang lain menyandang tombak.
Tiba-tiba
seorang bangsawan menghadap kaisar. Dia memberi hormat dan berkata, “Ijinkah
saya membuka sebuah rahasia untuk tuanku. Tahukah, Tuan, kalau Sebastianus
adalah seorang kristiani?”
Kaisar
terkejut dan marah. “Jangan asal menuduh. Buktikan.”
Mendengar
hal itu, Sebastianus maju menghadap kaisar. “Memang benar, Tuan. Aku adaah
seorang kristiani.”
Dengan
marah, Kaisar memanggil Hypax. Dia adalah seorang pemanah handal berasal dari
benuar Afrika. Kaisar memerintahkan Hypax membawa Sebastianus ke tangsinya. “Besok
pagi kamu harus memanah dia. Biarkan dia mati perlahan-lahan kehabisan darah.
Jangan memanah jantung atau otaknya.”
Esok
pagi, Sebastianus diikat di pohon di kebun Adonis. Lima orang pemanah disiapkan
untuk menjalankan hukuman. Semua anah panah sudah dilesatkan. Sebastianus roboh
bermandikan darah. Hypax dan lima orang pemanah lainnya meninggalkan
Sebastianus untuk minum-minum.
Pada
malam harinya. Beberapa orang kristiani berjalan di kebun Adonis ditemani obor.
Mereka menemukan Sebastianus. Dengan haru mereka melepaskan anak panah di tubuh
Sebastianus. Terdengar pekik pelan. Mereka terkejut. Ternyata Sebastianus masih
hidup. Mereka membopong Sebastianus ke rumah dan merawat lukanya.
Setelah
sembuh, orang-orang kristiani menyuruh Sebastianus melarikan diri. Sebastianus
menjawab tidak. “Selama saudara-saudaraku seiman dianiaya disini, aku tidak
bisa tenang.”
Di
suatu hari, Sebastianus mendengar bahwa Kaisar Maximianus memberi kesempatan
kepada orang-orang untuk menghadapnya. Sebastianus bergegas berpakaian rapi.
Dia berusaha mencegat kaisar dan berusaha mengingatkannya agar menyudahi
penyiksaan umat kristen.
Kaisar
benar-benar geram. Dia menyuruh algojo memukul kepala Sebastianus. Tiga algojo
maju dan memukul kepalanya. Sebastianus mati seketika. Kaisar memerintahkan
orang-orang membuang mayat Sebastianus ke tempat kotoran.
Malam
harinya, orang-orang kristiani mencari mayat Sebastianus dan memakamkannya
dengan layak.