PAUS YOHANES PAULUS II |
Karol Józef Wojtyła menjadi Paus Paulus II menggantikan Paus Paulus I, yang dibunuh pada tahun 1978; diduga, beliau akan mengumumkan pemecatan kardinal dan uskup yang menjadi anggota freemason. Dugaan ini muncul setelah ditemukan daftar pemecatan tersebut di laci mejanya.
Setelah 11 tahun komuni tangan berlangsung, Paus Paulus II mengatakan, "Di beberapa negara, komuni tangan telah menjadi suatu norma. Pada saat yang bersamaan, suara-suara yang menyatakan kurangnya penghormatan terhadap bentuk-bentuk Ekaristi menjadi semakin keras; kekurangan yang tidak hanya harus dipikul oleh mereka yang melakukannya, namun juga oleh para gembala gereja."
Apakah sekarang kita mengerti, mengapa, sebagaimana yang telah dikatakan oleh Bunda kita, Bapa Suci sungguh menderita?
Di Jerman, tahun 1980, beliau berkata, "Namun saya katakan bahwa saya tidak setuju dengan itu (komuni tangan) dan juga tidak dapat merekomendasikan hal itu." Juga bahwa imam memiliki, "Sebagai pelayan Ekaristi Kudus dan seluruh tata cara suci, sebuah tanggung jawab utama, utama karena kelengkapannya."
"Menyentuh Ciptaan Suci merupakan hak istimewa para tertahbis." Para awam hanya dapat memeroleh izin tersebut untuk keadaan yang sangat darurat."
Mungkin saat ini Anda mengatakan pada diri sendiri, "Namun, aku sendiri telah menyaksikan paus membagikan Komuni Kudus di tangan." Hal itu benar. Tetapi ketika beliau melakukannya, ini terjadi hanya bila beliau sedang berada di sebuah negara di tempat konferensi para uskupnya telah memutuskan untuk tidak menaati instruksi-instruksi beliau dan pendahulu-pendahulu beliau yang berhubungan dengan masalah ini. Dengan demikian beliau tidak ingin menyerang konferensi para uskup, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan perpecahan. Ketika uskup tidak menaati Paus, maka tentu saja, tidak ada beban kesalahan pada umat awam, yaitu jika seluruh informasi yang telah mereka terima hanya berasal dari uskup mereka saja.
Ketika mengunjungi Perancis tahun 1980-an. Bapa Suci menolak umtuk menerimakan Komuni Kudus ke tangan Presiden Perancis, Giscard d'Estaing dan istrinya yang sebelum pertemuan telah mengumumkan secara tegas bahwa ia akan melawan Paus untuk hal ini. Paus tidak menyerah dan semua diperlihatkan di televisi Perancis.
Sewaktu berada di Zagreb, Kroasia, bulan September, 1994, Bapa Suci didampingi iman-imam pembantu (sebagai ganti putera altar) menggunakan patena yang sangat besar untuk menadah remah-remah yang mungkin terjatuh saat beliau membagikan Komuni Kudus. Ketika penerima komuni masih menadahkan tangan, mereka terpaksa menyerah untuk menerima komuni di lidah dari Paus atau kalau tidak mereka terhalang patena yang besar. Dengan melakukan itu, Beliau tidak memberikan mereka pilihan. Tidak seorang pun menerima komuni di tangan pada hari itu. Paling tidak bukan dari Paus.
Pada saat di Krakow, Polandia, Juni 1977, sekali lagi tidak ada pembagian komuni di tangan oleh imam-iman yang merayakan Misa selebrasi bersama paus saat itu.
Sumber foto: edition.cnn.com